Senin, 13 Juni 2011

Kita Orang Terdidik, Kenapa Harus Nganggur?

Assalamu'alaikum Wr. Wb          
 
            Ku lihat berita di koran saat itu bertuliskan "Sarjana Masih Banyak Jadi Penganggur". Mungkin, kita bertanya-tanya kenapa bisa seperti itu?, padahal mereka telah menempuh pendidikan yang tinggi dan merogoh kocek dalam-dalam. Namun, inilah realita sekarang ini, lapangan kerja seolah-olah terlalu sempit bagi mereka. Padahal, kalau kita liat lagi, di media cetak, elektonik, dll setiap hari kita lihat ada lowongan kerja dan terkesan tak pernah habis. Aku pun kembali bertanya dalam benakku mengenai hal ini, kenapa ini bisa terjadi.

            Lalu, ku ingat-ingat kembali nasihat-nasihat yang diberikan oleh ayahku yang sudah terlalu banyak tersimpan di otakku. Dan, ku dapatkan file ingatan yang ku cari itu, ayahku sering berpesan padaku seperti ini "sambil belajar di sekolah, cobalah untuk menghasilkan uang karena orang yang berpendidikan pun belum tentu mudah mencari kerja". Pesan ini tersimpan baik di otakku. Dan kupikir ucapan tersebut ada benarnya karena dalam berusaha/berkarir paling susah itu adalah memulainya. Inilah yang ku pikir menjadi pemicu banyaknya sarjana yang masih nganggur. Mereka kesulitan untuk memulai usaha/karir karena banyak hal seperti inspirasi, dll.

            Kemudian, aku kembali berpikir bahwa para sarjana padahal mempunyai banyak kesempatan untuk berkarir, namun ada beberapa hal yang membuat mereka urung mengambil kesempatan itu. Aku pun kembali terhenyak untuk berpikir mengenai hal tersebut. Ternyata, ku temukan fakta unik mengenai hal ini. Para sarjana cenderung menginginkan pekerjaan yang langsung pada jabatan tinggi sehingga saat tawaran bekerja datang, namun jabatannya tidak sesuai dengan kehendaknya, mereka urung mengambilnya. Padahal, kesempatan tersebut sudah di depan mata. Sebenarnya, coba kembali kita renungkan dan berpikir, semua itu tidak bisa langsung diatas, tetapi harus merayap perlahan-lahan menuju puncak karir dengan cucuran keringat yang membahana. Walaupun, jabatan yang kita dapat belum tinggi, bekerjalah sebaik mungkin, dan InsyaAllah pada akhirnya karir kita akan menanjak seiring dengan berjalannya waktu. Ada satu hal lagi, yang membuat kebanyakan dari kita gagal dalam berkarir, "GENGSI", itu namanya. Tak jarang, kita gengsi dengan bekerja sebagai penjual jajanan pasar, jualan di pinggir jalan, punya warung kecil, dll. Padahal, berawal dari situ lah, karir kita akan menanjak seiring dengan usaha kita yang keras dan do'a yang menyertai kita dan menjadikan kita seseorang yang SUKSES.

            Memang, saya belum mencapai suatu gelar sarjana karena sekarang masih duduk di bangku SMA, namun saya mencoba memberi inspirasi dan berpikir ke depan agar saya bisa menjadi seorang sarjana yang sukses dunia dan akhirat dan menuai karir cemerlang. Saya pun berdo'a agar para sarjana/orang terdidik di negeri kita ini, Indonesia, tak ada lagi yang nganggur dan JAYALAH INDONESIA!. Wujudkan Indonesia BEBAS PENGANGGURAN.

            Sekian dulu artikel ini, semoga bisa menginspirasi dan menggugah hati pembaca. Terimakasih atas waktu yang diluangkan untuk membaca artikel ini, mohon maaf jika ada kesalahan dan kekhilafan.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Minggu, 12 Juni 2011

Biru Tanpa Cahaya

Menatap indahnya tarian ombak yang ku lihat di pantai saat itu, membuat ku berpikir bahwa ada suatu penggerak yang bisa membuat lautan biru tersebut menari dengan indahnya. Lautan biru yang penuh dengan eksotisme, membuat ku teringat akan dalamnya rasa ini untuk bersyukur kepada Allah yang menyediakan kehidupan ini untuk bisa ditempati oleh manusia. Kebiruan laut itu menyimbolkan kedalaman laut itu. Tak henti-hentinya ku ucapkan rasa syukur kepada Allah dengan menyajikan pemandangan indah di depanku. Tak lama, matahari mulai membenamkan dirinya. Laut didepanku tak tampak biru lagi, namun tampak menghitam seiring dengan menggelapnya hari ini. Warna oranye tampak menawan memancarkan cahyanya dan hatiku kembali tergugah untuk selalu ucapkan rasa syukur atas semua yang diberikan Tuhan kepadaku. Dan kini ku sadar bahwa biru laut di senja hari tak akan tampak biru saat Tuhan telah meneggelamkan mentari dan cahya-Nya.